Kebanyakan
orang jelas kurang menyukai makanan yang sudah dingin, dengan alasan sudah
makanan lama atau makanan tersebut sudah tidak segar lagi. Begitu juga minuman,
ada yang harus disajikan dengan panas untuk mendapatkan kenikmatannya. Akan
tetapi, apakah kita mengetahui bahwa meniup makanan dan minuman itu di larang
oleh Rasulullah SAW? Apa-apa yang dilarang oleh Rasulullah SAW jelas memiliki
lebih banyak mudharat daripada manfaat. Bakso, nasi goreng, teh, kopi dan yang
lainnya akan terasa tidak enak jika disajikan dalam keadaan dingin. Dan untuk
menikmati hidangan tersebut, sudah barang tentu kita akan meniup makanan dan
minuman tersebut untuk dapat menyantapnya dengan lahap. Tapi mengapa dilarang
meniup makanan dan minuman tersebut ya??? Begini ceritanya.
Ibnu Abbas menuturkan
“Bahwasanya Nabi SAW melarang bernafas pada bejana minuman atau meniupnya”. (HR. At Turmudzi dan dishahihkan oleh
Al-Albani)
Hadits lain yang
diriwayatkan Bukhori menyebutkan
bahwa Rasulullah Muhammad SAW bersabda: "Apabila kalian (sedang) minum,
maka jangan bernapas di dalam gelas, dan saat membuang hajat, maka jangan
sentuh kemaluan menggunakan tangan kanan."
Dilihat
dari penjelasan hadist di atas sudah jelas bahwa bernafas dalam bejana saja
sudah dilarang Nabi Muhammad SAW, apa lagi sengaja meniup! Apa masih penasaran
kenapa meniup makanan dan minuman itu di larang? Kalau masih belum puas dengan
jawabannya dari sisi agama, kalau begitu silahkan lanjutkan membaca untuk
penjelasan dari sisi ilmiahnya.
Meningkatnya Asam dalam
Darah
Meniup
makanan dan minuman yang sering kita lakukan itu bertujuan agar makanan dan
minuman tersebut bisa segera dikonsumsi. Akan tetapi hal itu bisa berpengaruh
terhadap kesehatan karena makanan dan minuman panas tersebut memiliki uap air
(terlihat seperti asap) yang terus keluar sampai makanan dan minuman tersebut
tidak panas lagi (dingin). Rumus kimia uap air adalah H2O. Sedangkan
angin atau hembusan udara yang kita keluarkan dari hidung atau mulut itu adalah
karbondioksida atau CO2. Uap air (H2O) yang bercampur
dengan karbondioksida (CO2) akan mengakibatkan terjadinya reaksi
kimia, maka asam karbonat pun terbentuk, yang merupakan senyawa kimia yang
bersifat asam. setelah kita membentuk senyawa asam karbonat (H2CO3)
tersebut, maka kita pun akan mengkonsumsinya bersama makanan dan minuman yang
kita lahap.
H2CO3
merupakan asam, dan HCO3 merupakan basa, dan keduanya terdapat dalam
darah, berfungsi sebagai pengatur pH atau tingkat keasaman darah. Darah
merupakan Buffer, yaitu sebuah cairan yang mampu untuk menjaga pH agar selalu
di dalam batas normal (7,35-7,45). Sedangkan tubuh menjadikan darah sebagai
penyangga pH agar tetap stabil. Jika darah kelebihan asam, maka kondisi tubuh akan
berada pada posisi asidosis, yang mana asidosis ini merupakan suatu keadaan
meningkatnya asam dalam darah. Kondisi ini cukup berbahaya terhadap tubuh
karena menyebabkan terjadinya gangguan jantung. Hal ini dapat dilihat dengan
adanya pusing-pusing dan nafas akan berubah menjadi lebih cepat dan akhirnya
akan mengakibatkan sesak. Tubuh juga akan bekerja keras untuk menstabilkan pH
dalam darah.
Darah
juga akan melibatkan ginjal dalam proses menurunkan tingginya kadar asam dalam
darah dengan membuangnya melalui air seni. Jika hal ini berlanjut setiap kita
mengkonsumsi makanan pokok maupun cemilan, maka asidosis akan kian memberat dan
dapat di lihat dengan lelah yang berlebihan, mengantuk berkepanjangan, mual dan
rasa bingun juga akan muncul. Jika asidosis semakin parah, maka akan
menyebabkan turunnya tekananan darah, syok, koma, bahkan kematian.
Menyebabkan Sulitnya
Sembuh dari Penyakit
Bibit
penyakit (Mikroorganisme, Bakteri maupun Virus) dapat menyebar luas melalui
pergerakan udara. Pada saat meniup makanan dan minuman yang panas, maka bibit
penyakit yang di derita akan keluar dari mulut dan akan menempel pada makanan
kemudian terhirup kembali melalui pernafasan yang akhirnya masuk kembali ke
dalam tubuh. Tubuh akan bekerja keras untuk menstabilka pH darah hingga
antibodi menjadi tidak maksimal untuk melawan penyakit dalam tubuh, bahkan
masuk kembali ke dalam tubuh melalui makanan dan minuman serta pernafasan.
Akhirnya proses penyembuhan akan menjadi terhambat bahkan bisa berakibat lebih
fatal karena bibit penyakit yang keluar dan masuk kembali ke dalam tubuh
mengalami pemugaran, sedangkan antibodi pada tubuh tidak maksimal.
Menularkan Penyakit
Pencernaan (Lambung)
Gangguan
pada lambung sering di akibatkan oleh bakteri Pylori. Yang mana bakteri ini
akan melukai lambung dan berujung pada tukak lambung. Jika seorang ibu
menderita penyakit lambung yang di sebabkan oleh bakteri pylori ini, maka
penyakit ini dapat menular ke anak mereka. Bakteri Pylory ini dapat menular
melalui makanan maupun minuman yang di tiup ketika panas. Akibatnya bakteri
tersebut akan masuk ke makanan maupun minuman yang akan di suapkan ke anak,
kemudian makanan maupun minuman tersebut akan dikonsumsi bersama dengan bakteri
tersebut. Dan akhirnya bakteri pun masuk ke dalam tubuh anak dan mulai melukai
lambung anak.
Menyebabkan Makanan
Maupun Minuman Yang Dikonsumsi Tidak Steril
Tidak
semua orang membersihkan rongga mulutnya ketika selesai makan. Hal ini
mengakibatkan sisa makanan yang terdapat dalam rongga mulut akan bercampur dengan
air liur dan akhirnya membusuk karena berkembangbiaknya bakteri. Kemudian
bakteri ini akan keluar bersama uap air liur ketika kita meniup makanan maupun
minuman. Bakteri tersebut akan bercampur ke seluruh makanan maupun minuman yang
akan kita konsumsi. Karena biasanya, kita akan mengaduk makanan maupun minuman
yang panas agar cepat dingin. Begitu juga bakteri yang kita tiupkan tadi, akan
teraduk merata ke seluruh makanan maupun minuman dan menjadikan makanan maupun
minuman tersebut menjadi tidak steril.
Nah...
jika dihadapan kita sudah ada hidangan yang panas, maka tidak dibenarkan untuk
segera melahapnya, tunggulah dingin. Jika kelamaan nunggu dingin maka usahakan
untuk tidak meniupnya dengan mulut. Bisa dikipas, di biarkan hingga dingin,
atau bahkan merendamnya supaya dingin. Itu pun kalau mau, hehehe . . .