Ya… itu merupakan tiang agama bagi ummat muslim. Tapi
bagaimana ketika gerakan sujud dalam shalat meninggalkan bekas hitam di dahi? Di
kalangan masyarakat sendiri menganggap kalau tanda hitam di dahi itu merupakan
tanda orang-orang yang rajin shalat. Dalam arti kata, tanda hitam di dahi itu
membuktikan orang itu jarang sekali, bahkan hampir tidak pernah luput melaksanakan
kewajibannya dalam melaksanakan ibadah shalat. Di dalam Al-Qur’an surat Al-Fath
ayat 29 dijelaskan bahwa:
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan
Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama
mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan
keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari
bekas sujud
Orang selalu beranggapan kalau tanda yang tampak
dari bekas sujud itu adalah tanda hitam di dahi. Ibnu Abbas Radhiallahu ‘anhu
dan Al-Hasan serta Az-Zuhri mengatakan bahwa yang dimaksud dengan bekas sujud
sujud yang dimaksud itu merupakan cahaya yang terlihat di wajah yang dapat
menerangi wajah mereka mulai dari dunia, alam barzakh hingga hari kiamat. Sedangkan
tanda hitam yang karena sujud yang terlihat di dahi akan hilang ketika tubuh mereka
dimasukkan dalam kubur.
Tanda hitam di dahi kerena sujud itu akan dengan
mudah menimbulkan sifat riya dalam diri yang akhirnya akan menimbulkan sifat
sombong. Maka yang demian itu akhirnya hanya akan merusak iman seseorang. Jika kita
melakukan sujud yang benar, yaitu ketika sujud kedua tangan yang menopang
badan, sehingga dahi dan hidung tidak tertekan, maka selama apapun kita
melakukan sujud, maka tidak akan pernah timbul tanda hitam di dahi karena sujud
ketika shalat.
Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang
menemui Ibnu Umar. Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya
kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut.
Ibnu Umar melihat ada bekas sujud yang berwarna hitam di antara kedua matanya.
Beliau berkata kepadanya, “Bekas
apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan
Rasulullah, Abu Bakr, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada
dahiku?” (Riwayat
Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3698).
Dari Ibnu Umar, beliau melihat ada seorang yang
pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah,
sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!”
(Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3699).
Dari Abi Aun, Abu Darda’ melihat seorang
perempuan yang pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal ‘kapal’ yang ada pada
seekor kambing. Beliau lantas berkata, ‘Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik” (Riwayat Bahaqi dalam Sunan Kubro no 3700).
Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat
as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail bin
Abdirrahman bin Auf datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, “Sungguh
dia telah merusak wajahnya. Demi
Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah aku telah shalat dengan menggunakan
wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas
sedikitpun pada wajahku” (Riwayat Baihaqi dalam Sunan Kubro no 3701).
Dalam penjelasan di atas tidak ada yang menyatakan
bahwa tanda hitam di dahi itu merupakan tanda bagi mereka yang tidak pernah
lalai dalam melaksanakan kewajiban shalat. Dengan kata lain, timbulnya tanda
hitam di dahi karena sujud itu bisa jadi terjadi kesalahan gerakan saat sujud. Bagaimanapun
sensitifnya kulit seseorang, jika saat sujud ia menopang badan dan wajahnya
dengan kedua tangannya, maka tanda hitam di dahi itu tidak akan mncul. Tidak ada
ditemukan penjelasan bahwa Rasulullah SAW memiliki tanda hitam di dahi.
Jika tanda hitam di dahi itu benar tanda mereka yang
mendapat karunia dan keridhaan dari Allah SWT, maka akan banyak orang yang akan
melakukan ibadah agar terlihat oleh orang lain karena ada tandanya di dahi
langsung bisa dilihat oleh setiap orang yang melihatnya. Maka kesyirikan maupun
kesombongan akan timbul di mana-mana, karena melakukan ibadah agar bisa di
lihat dan di segani orang sebagai ahli ibadah.
Jika tanda hitam di dahi itu memang betul seperti
yang dimaksudkan dalam Al’Qur’an Surat Al-Fath ayat 29, maka bagi mereka yang
memiliki sifat pemalu akan enggan untuk shalat karena akan terdapat tanda hitam
di dahi. Sedangkan mereka yang enggan beribadah karena orang lain adalah sifat
riya. Dengan demikian, sifat riya akan muncul di mana-mana karena mereka tidak
beribadah dengan alasan malu ada tanda hitam di dahi yang terlihat oleh orang
lain.
Dengan demikian, lakukanlah shalat dengan benar
untuk menghindari munculnya riya, sombong, fitnah hingga kesyirikan. Lakukan atas
dasar keikhlasan hanya semata-mata karena Allah SWT. Tapi bukan berarti juga
mereka yang memiliki tanda hitam di dahi itu salah.