Siapa yang tak kenal dengan Jepang. Negeri Matahari
syarat dengan budaya. Ya…Samurai salah satunya. Samurai yang begitu disiplin
dan tak pernah kenal lelah apalagi menyerah. Jepang dikenal dengan negeri Matahari
yang sangat mendunia, yaitu sebuah negeri yang menyembah Matahari sebagai Tuhan
mereka. Namun demikian, toleransi beragama maupun perkembangan agama lain juga
sangat tidak terbatas. Pemerintah Jepang juga sangat menghargai kebebasan
beragama. Masyarakat Jepang bebas memeluk agama apapun yang mereka percayai.
Termasuk Islam.
|
Camii Mosque Tokyo (Mesjid Camii Tokyo) |
Islam sendiri sudah ratusan tahun berkembang dan
menyebar dengan sangat pesat di Jepang. Tokyo yang merupakan ibukota Jepang juga
sudah terdapat sebuah Mesjid yang didesain dengan kaligrafi Arab, dan merupakan
pusat maupun dakwah Islam di Jepang. Mesjid tersebut sangat dikenal dengan
sebutan Mesjid Tokyo (Shibuya Ward). Mesjid Tokyo juga memiliki lembaga pusat
penyebaran dan budaya islam dengan nama Tokyo Camii & Turkish Cultural
Center. Lembaga ini dikepalai oleh Imam Ensari Yenturk.
|
Interrior Mesjid Camii Tokyo (Camii Mosque Tokyo) |
Shimoyama Shigeru merupakan salah satu Muslim di Jepang
sebagai Najir di Mesjid Camii & Turkish Cultural Center. Ia menemukan Islam
menempuh jarak hingga ribuan km dari rumahnya dan turut menyajikan pemahaman
Islam terhadap warga Jepang. Shigeru mengenal islam pertama kalinya saat mahasiswa dan ketika itu ia melakukan
perjalanan ke Sungai Nil di Sudan. Ia bertemu dengan orang-orang Muslim Afrika yang
sangat berbeda dengannya dan menyapa dengan keramahan walaupun mereka tidak
mengenal dan tidak mengerti dengan bahasa yang ucapkan oleh Shigeru.
Pengaruh maupun pandangan Eropa terhadap Islam
menjadikan momok bagi warga Jepang dan memperburuk pemahaman mereka terhadap
Islam. Terutama kasus pembunuhan Hitoshi Igarashi dosen yang membidangi Studi
Islam Universitas Tsubuka Ibaraki terjadi pada 11 Juli 1991. Beliau ditemukan
meninggal di ruang kerjanya dengan kondisi tubuh yang berlumuran darah.
Kejadian lain yang memperburuk citra islam di Jepang juga terjadi pada Kazuya
Ito yang terbunuh pada 2008 di Afganistan sebagai sukarelawan. Kedua kejadian
tersebut menambah persepsi bahwa kelompok Islam itu kejam, menakutkan dan juga
mengintimidasi banyak orang. Permasalahan lainnya yang harus dihadapi yaitu
sulitnya untuk mencari makanan maupun minuman halal. Akan tetapi, peristiwa
tersebut tidak lama, perkembangan Islam terus meningkat dari hari ke hari di
negeri Matahari itu.
Hiromi Tanada merupakan seorang profesor di
Universitas Waseda Tokyo yang membidangi Ilmu Kemanusiaan tersebut melakukan
penelitian (April 2008) dan menemukan sebanyak 58 mesjid dan 100 mushalla di
seluruh penjuru negeri. Tak lama kemudian terjadi pertambahan 2 mesjid menjadi
60 mesjid pada April 2009. Selain itu, Tanada juga menjelaskan masuknya islam
ke Jepang sekitar Tahun 1920-an. Berawal dari terjadinya Revolusi Rusia (1917)
yang membawa ratusan Muslim Turki masuk ke Jepang. Selain itu, pertukaran
mahasiswa dengan negeri Muslim juga turut meningkatkan populasi ummat Islam di
Jepang.
Jumlah mesjid terbanyak terdapat di Tokyo. Sedangkan
yang tertua itu Mesjid Kobe yang didirikan pedagang India tahun 1928. Sedangkan
Mesjid tertua yang terdapat di Tokyo didirikan orang Turki pada tahun 1938 dan
dinamai dengan Mesjid Jamii. Torajiro Yamada merupakan orang yang pertama kali
memeluk islam di Jepang (1957), di ikuti dengan Mitsutaro Takaoka di tahun
1909, kemudian dilanjutkan oleh Bunpachiro Ariga (1946), da selanjutnya
Nurullah Tanaka Ippei (1934). Sedangkan Kataro Yamaoka merupakan muslim Jepang
pertama yang melaksanakan ibadah haji. (Sumber: Berita Antara). Kemudian
dilanjutkan dengan pembentukan Organisasi Japan Muslim Asociation (1953) yang
merupakan organisasi muslim pertama yang dibentuk dengan jumlah anggota
sebanyak 65 orang dan dipimpinan oleh Shadiq Imaizumi.
Pertumbuhan Ummat Islam di Jepang
Dr. Zakaria Ziyad adalah kepala LKM (Lembaga Kaum
Muslimin) juga kepala Ikatan Mahasiswa Muslim (IMM) Jepang yang berdiri pada
tahun 1960. Beliau mengatakan bahwa Islamic Center yang terletak di Tokyo
merupakan perintis sekolah Islam untuk pertama kalinya di Jepang. Menurut data
statistik, dalam. sehari sekitar 10 warga Jepang masuk Islam. Dr. Ziyad
merupakan staf pengajar di Universitas Tokyo. Ia juga mengatakan bahwa Uni Emirat
Arab juga turut membantu pembangunan mesjid melalui Kementrian Wakaf
menghabiskan biaya sekitar US$ 1,5 juta dengan desain dan arsitektur tercanggih
pada masa itu. Beberapa mesjid besar lainnya dapat dijumpai di Tokyo dan Osaka.
|
Inside Tokyo Camii Windows Roof Dec 2015 (Dek Mesjid Camii 2015) |
LKM dan IMM ini sendiri merupakan lembaga yang dibangun
untuk membantu menyelesaikan permasalahan seluruh ummat islam di Jepang.
Organisasi ini juga sangat memperhatikan dan mengawasi penuh anak-anak maupun
generasi baru penerus ummat islam, baik itu warga negara Jepang maupun warga
pendatang yang memeluk agama islam. Masyarakat di Jepang juga sudah sangat
familiar dengan yang namanya islam. Hal ini dikarenakan pemerintah maupun warga
Jepang memberikan kebebasan sepenuhnya bagi ummat Islam Jepang untuk
menjalankan syiar islam. LKM juga menyediakan buku-buku tentang islam.
Islam Guide juga disediakan oleh IMM untuk
mengkoordinir seluruh ummat islam di Jepang dalam mengenali makanan-makanan
yang halal, syiar-syiar islam maupun seluruh ibadah dalam islam. Jadi bagi
kawan-kawan yang ingin berpergian ke Jepang tidak usah takut dan ragu lagi
mengenai makanan maupun minuman yang halal di Jepang. Karena sudah ada Islam
Guide dan mesjid serta mushalla yang bertebaran di seluruh antero Jepang.