Berbicara masalah impian dan
cita-cita, banyak orang selalu beranggapan bahwa itu merupakan cerita dan
motivasi hanya untuk anak-anak saja. Tak banyak orang zaman sekarang merasa
malu jika di ajak berbicara masalah impian dan cita-cita. Karena mereka merasa
sudah tidak waktunya lagi untuk membahas impian dan cita-cita tersebut. Apalagi
bagi mereka yang sedang duduk di bangku sekolah. Seharusnya, inilah masanya
bagi mereka untuk merumuskan impian dan cita-cita sesuai keinginan, minat
maupun bakat yang terdapat dalam diri sebagai alat pemicu dalam mencapai impian
dan cita-cita yang di harapkan.
Jauhnya impian dan cita-cita dari
anak yang sedang duduk di bangku sekolah dapat dilihat dari kesungguhannya
dalam belajar maupun menyikapi permasalahan-permasalahan yang mereka hadapi.
Banyaknya anak sekolah yang berkeliaran saat jam sekolah membuktikan tidak
adanya motivasi anak dalam belajar. Bahkan kebanyakan dari mereka tidak
mengetahui mau ke mana arah dan apa tujuan yang ingin mereka capai. Apalagi
mereka masih terbilang di bawah kendali orang tua dan guru. Jarang sekali orang
tua memberikan kebebasan bagi anaknya untuk berkreasi sesuai minat dan bakat
anak tersebut. Akhirnya, mereka akan menjalaninya dengan rasa terpaksa, bukan
menjalani dengan gembira.
|
Impian dan
Cita-Cita itu Harus Dicapai
|
Di sisi lain, ada juga orang yang
merasa kalau impian dan cita-citanya tidak pernah kesampaian, bahkan sampai
mereka berumah tangga dan mempunyai anak. Padahal ia sudah berusaha dan
berkerja keras untuk mencapai impian dan cita-citanya tersebut. Dalam hal ini,
perlu dilakukan analisa dalam diri maupun keluarga. Jika sudah berusaha dan
bekerja keras, ini berarti usaha dalam sudah dilakukan. Tapi belum mencapai
impian? Perlu di tanyakan kepada pasangan dan orang tua, apakah mereka
mendukung atau tidak dengan impian yang kita inginkan . . . ? ? ? Dan
kebanyakan yang terjadi dalam kehidupan itu karena tidak sejalannya impian kita
dengan orang tua dan pasangan kita.
Jika demikian adanya, maka langkah
awal yang harus kita lakukan untuk meraih impian dan cita-cita yaitu harus
terus dan tetap berboa’, berdoa’, dan berdoa’. Bagaimanapun keras hati
seseorang, itu merupakan hal yang sangat mudah bagi Allah SWT untuk
melembutkannya. So… teruslah berdoa’ agar diberi kelembutan hati bagi pasangan
dan orangtua untuk menyesuaikan dan menyatukan impian dan cita-cita. Shalat
berjama’ah kalau tidak sama niatnya itu akan berantakan dan tidak sah. Jadi
langkah awal yang perlu dilakukan yaitu menyesuaikan dan menyatukan niat untuk
mencapai impian dan cita-cita yang di dambakan.
Langkah selanjutnya yang perlu
dilakukan yaitu berdialog. Dalam berdialog sendiri juga kita harus memahami
kapan momen yang pas agar kita bisa berbicara hati ke hati dengan pasangan
maupun orang tua untuk membicarakan impian dan cita-cita. Berikan pandangan
yang gampang difahami oleh pasangan dan orang tua. Agar mereka dapat memahami
apa yang anda harapkan dan betapa besarnya anda akan harapan tersebut. Tapi
impian dan cita-cita anda tidak meyalahi aturan ya . . . hehe . . . Usahakan
agar anda selalu untuk shalat berjama’ah di rumah bersama pasangan dan anak
untuk menyatukan dan menyesuaikan cita-cita. Akan lebih ok lagi kalau anda juga
menceritakan impian dan cita-cita anda ke saudara maupun teman, agar mereka
turut mendoa’kan dan sedikit banyaknya turut membantu pencaipaian anda.
Namun, terkadang memang tidak bisa
dipungkiri bahwa banyak orang tua selalu memaksakan kehendak terhadap anak-anak
mereka. Memang betul, setiap orang tua itu selalu mengharapkan dan terus
berupaya untuk memberikan yang terbaik bagi anak-anaknya. Akan tetapi, jarang
disadari kalau pilihan terbaik itu hanya untuk mereka (orang tua), bukan
terbaik untuk anak. Ala hasil, anak akan menjalani kehidupannya seolah
terbelenggu dalam pilihan orang tua. Padahal, setiap anak yang sudah akil
baligh berhak menentukan arah dan tujuan kehidupannya. Di sini peran orang tua
seharusnya membimbing ke arah yang benar, bukan malah memerintah. Hal ini dapat
mematikan semangat dan motivasi anak untuk berjuang dan bekerja keras dalam
menghadapi liku-liku kehidupan. Dan akhirnya, jadilah seorang anak yang
bermental negatif.
Orang tua seharusnya lebih berfikir
dewasa dan lebih memahami kemana arah minat dan bakat anak-anaknya. Bimbing
mereka dengan memberikan contoh jiwa yang tak pernah menyerah dengan
perjuangan. Intinya, ajarkan anak untuk mengenal kail dan betapa sangat
membutuhkan kesabaran dan teknik yang tepat untuk mendapatkan ikan yang
dipancing. Bukan malah memanjakan anak dengan ikan-ikan yang sudah siap saji.
Itu hanya akan merusak dan menghancurkan mental anak serta mematikan
kreatifitas.
Kebahagian dan kesuksesan anak dalam
meraih cita-cita tergantung ridha orang tua. Itulah yang dikatakan kesesuaian
impian dan cita-cita. Jika orang tua meridhai apa yang di cita-citakan anak,
maka rezeki dan kehidupan anak tidak akan tersendat-sendat, dan begitu pula
sebaliknya. Jika orang tua tidak meridhai cita-cita dan keputusan anak, maka
siap-siaplah melihat rezeki dan kehidupan anak tersendat-sendat. Itulah dahsyatnya
kesesuaian impian dan cita-cita antara anda, pasangan dan orang tua anda. Jadi,
jika sampai sekarang impian dan cita-cita anda masih belum tercapai juga, fahami
dan renungkan sejenak, kemudian segeralah analisa mengenai kesesuaian impian
dan cita-cita anda terhadap pasangan dan orang tua anda. Segeralah meminta ijin
dan restu dari mereka guna melancarkan segala urusan untuk mencapai impian dan
cita-cita anda.
Sekiranya tulisan ini dapat membantu
dan bermanfaat bagi pembaca, maka bagikanlah tulisan ini agar teman-teman yang
lain juga dapat memetik manfaat dari tulisan ini. Semoga bermanfaat dan sampai
ketemu di tulisan selanjutnya.
Sumber: Percepatan Rezeki by Ippho
Sanstosa